Posts

Jurnal ATLM #2 "Robot Raksasa dan Kuli Laboratorium"

Image
Beberapa orang dengan jubah putih dan masker tampak sibuk berlalu lalang keluar masuk ruang Laboratorium. Beberapa diantaranya sibuk dengan mikroskop. Di lain tempat, seorang wanita tampak mengambil tabung darah dan membukanya dengan mantap. Tangan kanan cekatan menghempaskan kaca penghampar pada setetes darah di permukaan object glass . Sementara dibiarkan kering, wanita dengan jas putih itu tampak mengoperasikan beberapa mesin yang penuh dengan tabung darah. Wanita lainnya tampak memilah milah tabung dengan warna tutup beragam. Merah, kuning, hijau, biru, ungu. Seperti warna pelangi. Warna tutup pada tabung itu sebagai penanda untuk mereka bekerja. Seperti itulah suasana nyata Laboratorium. Pernahkah masuk ke dalam area laboratorium? Bayangkan di dalamnya kalian akan menemukan work place yang dipenuhi dengan beberapa alat berukuran besar hingga kecil. Ketika tahun 2015 saat saya menempuh studi Diploma 3, saya mengikuti praktik kerja lapangan di sebuah laboratorium RS rujukan ter

Jurnal ATLM #1 "Phlebotomist"

Image
Dokumentasi praktikum Satu hari selepas kelulusan SMA… Pada akhirnya kartu AS yang aku pegang kalah oleh Joker. Saat itu juga aku tak memiliki harapan lain selain kalah dan meratapi karena aku tak lebih hebat, aku tak pantas dan hanya karena kekurangan fisik yang aku miliki, kartu AS ini tak ada artinya. Lupakan Kartu AS. Aku membakar seluruh brosur dan kalimat motivasi yang selama 3 tahun ku tata apik di buku harianku. Hari itu adalah kiamat kecil bagi seorang Ika. Aku tak lolos di jurusan yang aku impikan karena kekurangan 2 cm tak dapat ku penuhi. Lagipula siapa yang mau mendonorkan tulangnya? Tidak akan mungkin bukan? Sayang sekali Ika kecil yang malang dulu serapuh itu. Permainan kedua kembali bergulir. Kini dengan kartu yang berbeda.  Aku diterima di jurusan yang asing bagiku. Jurusan yang kini aku cintai. Profesiku. Mungkin tak banyak yang mengetahui apa itu Medical Laboratory Technology atau Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM). Panggilan akrabnya ‘An

Aku dan Tujuan

Image
K ala itu kerumunan wisudawan dan wisudawati bergerombol menikmati momen yang membahagiakan dengan wajah-wajah yang sumringah pada hari itu. Bulan ke sepuluh tahun dua ribu enam belas. Beberapa diantara mereka tampak menikmati acara tanpa sedikitpun merasa khawatir tentang hari setelahnya. Yahh mungkin sisanya sebaliknya, tampak insecure walau dibalut dengan senyum lega karena kami sudah lulus dari perjuangan tiga tahun menjadi pengabdi Toga. Aku salah satunya. Tanganku tak hentinya berair hingga membahasi teks sambutan wisudawan/wisudawati yang harus aku bacakan di podium. Tidak, aku tidak grogi karena sambutan itu. Aku hanya memikirkan sebuah hal yang berkecamuk di pikiranku sedari subuh waktu itu. “Keesokan hari setelah hari ini akan menjadi sebuah momentum dimana kau tidak lagi menjadi mahasiswi” hanya kalimat itu yang memenuhi isi otakku saat itu. Benar, ketika itu aku sudah memiiki kegiatan ‘serabutan’ yang cukup padat. Tergabung menjadi salah satu volunteer di suatu NGO da

PERNAHKAH CEK DARAH? KAMI LAH DALANG DIBALIKNYA

Image
K etika masa kanak-kanak, tidak hanya saya namun kebanyakan dari kita akan menjawab “jadi dokter” atau “jadi polisi” ketika ditanya “apa cita-citamu?” pada masa itu. Dahulu, saya masih ingat sekelebat kisah kecil saya versi mini yang begitu sumringah ketika dibelikan mainan perlengkapan dokter cilik. Tentu saja semua teman yang berkunjung ke rumah, saya ‘rawat’. Benar-benar menggelikan namun hal itu yang membuat kedua orang tua saya memberi semangat ketika saya menyukai pelajaran ilmu pengetahuan alam semasa sekolah dasar. Hal itu pula yang mendorong mereka menyekolahkan saya hingga ke sekolah ilmu kesehatan. Walaupun program studi yang saya ambil pada akhirnya tidak secara langsung mewajibkan untuk ‘merawat’ pasien. Saya bukan dokter, pun bukan seorang perawat, saya adalah Laboran. Seorang Ahli Tenaga Laboratorium Medik (ATLM) atau di luar negeri biasa disebut Medical Laboratory Technologist ( MLT ). Disini, saya seterusnya akan menyebut kami sebagai ATLM. Tidak banyak yang f

A Purpose

Image
I proud to be a Medical Laboratory Technologist O nce, I really want to be a nurse when I was a high school so I decided to choose a Nursing program on a college in Denpasar. I did the first step for the academic test and it was passed successfully. When I did the final test, unfortunately my height wasn’t enough so made me failed the final test back then. I felt so depressed and full of misfortune. I even blamed my own self for being a short girl. I had done a great effort, study harder than the others but why 148 cm make me failed? I just need 2 cm for pass the test. “you are unlucky girl” I said. My momma was so worried about her daughter so she came to my room every night. She always said “Don’t too hard on yourself.” Yeah, she’s right. Maybe the God has another plan for me. The more beautiful plan I couldn’t imagine before. I believe that. Accidentally, someone suggest me to searching more about Medical Laboratory Technologist and I was like “what is it?” So... I spe